Senin, 21 September 2009

Asal Muasal Bahasa Indonesia

Tanggal 28 Oktober 1928 merupakan tanggal bersejarah bagi bahasa Indonesia yang saat itu diresmikan menjadi bahasa negara dan menjadi bahasa persatuan dari sekian ratus bahasa daerah.

Namun seperti apakah yang dinamakan bahasa Indonesia itu? Orang mengenalnya sebagai bahasa Melayu yang dimodifikasi, lalu dicampur dengan bahasa-bahasa serapan dari berbagai daerah dan dari bahasa asing, kemudian dibakukan.

Dari manakah asal-usul bahasa Melayu itu? Apakah bahasa itu hanya dituturkan oleh etnis Melayu sejak berabad-abad lalu? Padahal etnis Melayu sendiri hanya sebagian kecil saja dari ratusan etnis di nusantara?

Arkeolog Harry Truman Simanjuntak mengatakan, bahasa Melayu dan ratusan bahasa daerah lainnya di nusantara sebenarnya berakar dari bahasa Austronesia yang mulai muncul sekitar 6.000-10.000 tahun lalu.

Penyebaran penutur bahasa Austronesia, ujar Ketua Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia (IAAI) itu, merupakan fenomena besar dalam sejarah umat manusia karena sebagai suatu rumpun bahasa, Austronesia merupakan yang terbesar di dunia, meliputi 1.200 bahasa dan dituturkan oleh hampir 300 juta populasi.

Masyarakat penuturnya tersebar luas di wilayah sepanjang 15 ribu km meliputi lebih dari separuh bola bumi, yaitu dari Madagaskar di barat hingga Pulau Paskah di ujung timur, dari Taiwan-Mikronesia di utara hingga Selandia Baru di selatan

Penyempurnaan ejaan

Ejaan-ejaan untuk bahasa Melayu/Indonesia mengalami beberapa tahapan sebagai berikut:

Ejaan van Ophuijsen

Ejaan ini merupakan ejaan bahasa Melayu dengan huruf Latin. Charles Van Ophuijsen yang dibantu oleh Nawawi Soetan Ma’moer dan Moehammad Taib Soetan Ibrahim menyusun ejaan baru ini pada tahun 1896. Pedoman tata bahasa yang kemudian dikenal dengan nama ejaan van Ophuijsen itu resmi diakui pemerintah kolonial pada tahun 1901. Ciri-ciri dari ejaan ini yaitu:

1. Huruf ï untuk membedakan antara huruf i sebagai akhiran dan karenanya harus disuarakan tersendiri dengan diftong seperti mulaï dengan ramai. Juga digunakan untuk menulis huruf y seperti dalam Soerabaïa.
2. Huruf j untuk menuliskan kata-kata jang, pajah, sajang, dsb.
3. Huruf oe untuk menuliskan kata-kata goeroe, itoe, oemoer, dsb.
4. Tanda diakritik, seperti koma ain dan tanda trema, untuk menuliskan kata-kata ma’moer, ’akal, ta’, pa’, dsb.

Ejaan Republik

Ejaan ini diresmikan pada tanggal 19 Maret 1947 menggantikan ejaan sebelumnya. Ejaan ini juga dikenal dengan nama ejaan Soewandi. Ciri-ciri ejaan ini yaitu:

1. Huruf oe diganti dengan u pada kata-kata guru, itu, umur, dsb.
2. Bunyi hamzah dan bunyi sentak ditulis dengan k pada kata-kata tak, pak, rakjat, dsb.
3. Kata ulang boleh ditulis dengan angka 2 seperti pada kanak2, ber-jalan2, ke-barat2-an.
4. Awalan di- dan kata depan di kedua-duanya ditulis serangkai dengan kata yang mendampinginya.

Ejaan Melindo (Melayu Indonesia)

Konsep ejaan ini dikenal pada akhir tahun 1959. Karena perkembangan politik selama tahun-tahun berikutnya, diurungkanlah peresmian ejaan ini.

Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (EYD)

Ejaan ini diresmikan pemakaiannya pada tanggal 16 Agustus 1972 oleh Presiden Republik Indonesia. Peresmian itu berdasarkan Putusan Presiden No. 57, Tahun 1972. Dengan EYD, ejaan dua bahasa serumpun, yakni Bahasa Indonesia dan Bahasa Malaysia, semakin dibakukan.

perubahan: pada tahun 1972
tj => c
dj => j
ch => kh
nj => ny
sj => sy
j => y
oe* => u (Tahun 1947 "oe" sudah digantikan dengan "u")


Referensi
http://maniakblog.blogdetik.com/asal-muasal-bahasa-indonesia/
http://www.kaskus.us/showthread.php?t=2148256

Minggu, 06 September 2009

Keuntungan dibalik Resiko

Meski berbahaya, namun masih banyak orang melakukan overclocking. jadi, tentunya praktek ini membawa keuntungan bagi pelakunya. Adapun keuntungan yang dapat di peroleh yaitu:

Performa Sistem Komputer Lebih Baik

Tentu saja overclocking akan memberikan performa sistem yang lebih baik. Meningkatnya kecepatan periferal pada akhirnya akan memberikan kinerja ekstra pada sistem keseluruhan.

Menghemat Biaya

Dengan overclocking performa yang diperoleh setara dengan sistem lainnya yang menggunakan periferal lebih mahal. Dari berbagai percobaan yang dilakukan CHIP, prosesor dan graphic card yang lebih murah dengan konfigurasi clock yang sama dengan prosesor dan graphic card lain dengan
clock yang lebih tinggi, performa yang didapat seimbang. Selisih harga dari prosesor dan graphic card ini tentunya dapat dibelanjakan dengan membeli peripheral lain yang juga kita butuhkan. Sebagai contoh, dengan anggaran yang sama dan sedikit usaha overclock, Anda bisa mendapatkan sebuah PC yang kencang dan sarat dengan periferal multimedia. Padahal, seharusnya dengan anggaran ini Anda tadinya hanya bisa mendapatkan sebuah PC standar.

Mengisi Waktu Luang

Mungkin hal yang satu ini terdengar agak aneh. Overclocking belakangan ini telah menjadi salah satu hobby yang cukup banyak penggemarnya di kalangan pengguna PC. Bahkan ada orang-orang yang sebenarnya sanggup membeli PC kelas atas (baca: mahal), namun memilih untuk meng-overclock prosesor yang lebih ekonomis. Terkadang, kalangan ini bahkan memiliki PC Khusus untuk dijadikan eksperimen overclocking di samping PC yang dipakai untuk bekerja

Resiko dalam Overclocking

Efek yang pasti muncul akibat overclocking adalah timbulnya panas yang berlebihan sebagai kompensasi dari pemaksaan yang kita kenai pada komponen yang di-overclock, dalam hal ini adalah prosesor ataupun chipset. Panas yang berlebihan ini dapat mengakibatkan prosesor/periferal yang di-overclock bekerja dengan tidak sempurna atau abnormal. Hal tersebut dapat membuat sistem menjadi hang, tidak dapat bekerja dengan normal, atau bahkan, mengalami kerusakan permanen (terbakar misalnya). Oleh sebab itu, pendinginan yang baik sangat diperlukan dalam praktek overciocking. Pilihan pendingin yang tersedia antara lain, Heatsink dan Fan (HSF), watercooling sistem (sistem pendingin air), TEC (Thermo Electric Cooler), bahkan untuk tingkatan yang sangat ekstrim bisa dipakai C02 padat dan LN2(Liquid Nitrogen).

Definisi Overclocking

Saya akan mengajak Anda meninjau pendapat beberapa nara sumber yang cukup terkenal dan dipercaya mengenai arti overclocking. Menurut mereka, over-clocking adalah:
"Mengubah setting sebuah sistem komputer, sehingga hardware-nya dapat bekerja dengan kecepatan yang lebih tinggi dari yang dirujuk oleh produsennya. "
PCGuide (www.pcguide.com)

"Mengoperasikan prosesor lebih cepat dibandingkan kecepatan yang sudah diujikan dan ditetapkan. "
Webopedia (www.webopaedia.com)

Mengatur ulang komputer Anda sedemikian rupa, hingga mikroprosesor bekerja lebih cepat daripada kecepatan yang ditentukan oleh produsen. "
Whatis?com (www.whatis.com)

"lstilah °overciocking" menggambarkan proses menjalankan CPUAnda pads clock dan / atau bus speed (kecepatan) yang tidak dispesifikasikan untuk CPU tersebut secara logis, kecepatan tersebut biasanya lebih tinggi." Tom's Hardware (www.tomshardware.com)

Latar Belakang Overclocking


Bagi pengguna PC yang haus akan performa, tentunya produk terbaru ini sangat menggiurkan untuk dicoba. hal ini wajar, karena tuntutan performa kepada PC semakin lama sekamin besar. Jika kita sanggup menyediakan anggaran untuk "belanja tiga bulan" tersebut, tampaknya tidak menjadi masalah. Namun, apakah hal ini berlaku bagi setiap orang? tidakkah ada cara lain dimana kita dapat menikmati performa yang up-to-date namun tidak mengeluarkan biaya sama sekali?

Overclocking bisa menjadi solusi pertanyaan diatas. Seperti kita ketahui bahwa setiap komponen elektronik memiliki batas toleransi dalam beroperasi. Dalam hal kecepatan, tentunya terdapat juga toleransi diatas kecepatan standartnya yang sanggup untuk dijalankan oleh kompenen tersebut . batas toleransi di atas kecepatan-standartnya ini yang dapat dimanfaatkan dalam melakukan overclocking. ..