Kamis, 25 Februari 2010

Cerpen

AKU TAK INGIN SEPERTI INI


Sungguh aku tak sanggup lagi, aku benar-benar bingung. Apa yang terjadi padaku? Apa yang harus aku lakukan?

Masalah ini sangat sulit untuk aku pecahkan dan aku tak bisa mendapatkan cara untuk menyelesaikannya, jika terus seperti ini, aku takut semua akan menjadi lebih buruk. Tidak hanya pikiranku, tapi kesehatan dan aktivitasku pun akan ikut terganggu.
Sebelumnya aku akan menceritakan semuanya dari awal. Aku berasal dari keluarga sederhana, aku lahir dan tumbuh besar sampai saat ini. Aku memiliki perawakan yang cukup baik, Tuhan menciptakan aku dengan sempurna tanpa cacat sedikit pun. Sejak kanak-kanak aku sudah di ajari mandiri dan tidak dimanjakan. Kedua orang tuaku sangat menyayangi aku, aku sangat bahagia memiliki mereka.
Aku sangat bersyukur karna sejak aku TK, SD, SMP sampai SMA semua guru dan teman-temanku sangat menyayangiku. Apalagi disekolah aku sering kali ikut ambil bagian bila ada perlombaan dan hapir setiap perlombaan aku selalu juara.
Saat SD aku pernah mengikuti lomba menulis tingkat kabupaten dan aku mendapatkan juara I. Lalu di SMP aku mengikuti lomba cerdas cermat saint tingkat propinsi dan aku juara II. Saat SMA aku dan teman-temanku menjuari lomba futtsal sekabupaten.
Dan saat ini aku masih duduk dibangku kuliah, aku mengambil jurusan teknik. Cita-citaku saat kecil tidak pernah menginginkan jurusan ini, cita-citaku saat kecil ingin menjadi dokter, karena aku ingin sekali membantu orang banyak. Tapi semuanya berubah saat aku jatuh sakit dan dirawat dirumah sakit. Saat aku harus dirawat sebelum dioperasi, aku harus di inpus dan pada saat perawat ingin memasang jarum inpus ditanganku, perawat itu salah suntik sampai empat kali. Sejak itu aku trauma ditambah lagi tiga hari kemudian aku dioperasi. Sungguh kejadian yang membuatku benci dengan dunia kedokteran. Sejak itu aku memutuskan untuk tidak bercita- cita menjadi dokter ataupun sejenisnya. Dan akhirnya aku memutuskan untuk mengikuti jejak ayahku, yah aku mengikuti jejaknya aku ingin menjadi seorang insinyur. Sebenarnya saat mendaftar di universitas, ibu memaksa mendaftakan aku di jurusan akutansi, tapi aku memaksa untuk pindah jurusan dan aku minta untuk dipindahkan ke jurusan teknik. Dan kuliahku pun tak berjalan mulus banyak hal yang membuat kuliahku berantakan. Mungkin ini karena aku tak pandai menyikapi semua masalah.

Terus terang aku sudah tidak tahan lagi. Aku tak kuat menjalani semuanya aku berpikir keras untuk menyelesaikan semua tapi aku tak sanggup tak bisa. Dan aku tak bisa mendapakan solusi yang tepat. Aku ingin seperti masa kecil yang bisa tertawa lepas tanpa ada beban. Aku ingin mendapatkan ketenangan, tapi dari mana aku bisa mendapatkan semuanya.

Apa yang harus aku lakukan? Apakah aku harus mengobankan semuanya? Atau bagaimana? Berilah aku saran! Aku benar-benar pusing!***